
Ilustrasi “Pentingnya Komunikasi Efektif Lintas Budaya dalam Dunia Bisnis Modern”
Dalam era globalisasi yang semakin pesat, kemampuan secara komunikasi efektif lintas budaya menjadi kunci sukses dalam dunia bisnis modern.
Komunikasi bisnis lintas budaya tidak hanya melibatkan pemahaman bahasa, tetapi juga mencakup pengenalan terhadap norma, nilai, dan praktik yang berbeda dari setiap budaya.
Dengan meningkatnya interaksi antara perusahaan dari berbagai negara, pemahaman yang mendalam tentang komunikasi lintas budaya menjadi sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman. Termasuk membangun hubungan yang kuat, demi meraih peluang bisnis yang lebih luas di pasar global.
Berdasarkan data McKinsey & Company, terdapat hubungan antara keberagaman, komunikasi lintas budaya, dan kinerja bisnis. Mereka menekankan bahwa perusahaan yang mampu berkomunikasi secara efektif di berbagai budaya cenderung lebih inovatif dan sukses.
Dosen FEB UNIKAMA, Iva Nurdiana Nurfarida, menyampaikan masuknya produk dan jasa dari luar negeri yang dapat dikonsumsi oleh konsumen di tanah air merupakan salah satu (contoh) pentingnya komunikasi bisnis di era globalisasi.
Nurdiana menyebut bahwa bahasa, norma, nilai, dan praktik yang berbeda akan menciptakan budaya lintas bisnis yang efektif.
Poin penting adanya komunikasi bisnis lintas budaya ialah terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan di dorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Perkembangan teknologi informasi sebagai bagian dari komunikasi lintas budaya dalam bisnis ini bisa nampak dari demam K-Pop yang ada di Indonesia. Sejak masuk ke Indonesia pada 2002, K-Pop pun makin populer sejak 2011.
Dampaknya, produk buatan Korea seperti alat elektonik, ponsel, dan merek kecantikan dapat diterima dengan mudah oleh kaum urban di Indonesia.
Yang kedua ialah semakin banyaknya pola kerjasama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai Kawasan atau belahan dunia saat ini.
IKEA misalnya, menghadapi tantangan saat memasuki pasar Tiongkok dengan model DIY (Do It Yourself). Karena budaya DIY tidak lazim di Tiongkok, IKEA menyesuaikan diri dengan menawarkan layanan pengiriman dan perakitan furnitur. Ini menunjukkan pentingnya adaptasi dan komunikasi efektif lintas budaya dalam strategi bisnis.