Gambarkan, Ciptakan, Sukses: Peran Visual Thinking dalam Kewirausahaan

Gambarkan, Ciptakan, Sukses: Peran Visual Thinking dalam Kewirausahaan

FEB Unikama – Dalam dunia kewirausahaan yang semakin kompetitif, teknik Visual Thinking telah menjadi alat yang sangat berharga bagi para pengusaha untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi. Gambarkan, Ciptakan, Sukses: Peran Visual Thinking dalam Kewirausahaan

Dengan pendekatan ini, ide-ide yang kompleks dapat divisualisasikan menjadi gambar, diagram, dan sketsa, sehingga memudahkan pemahaman dan komunikasi antar anggota tim serta dengan pemangku kepentingan lainnya.

Salah satu contoh penerapan Visual Thinking dapat dilihat dalam pengajaran mata kuliah Kewirausahaan oleh Yoan Saputra. Dalam pengajaran tersebut, para Mahasiswa diajarkan cara menggunakan teknik ini untuk merancang model bisnis mereka. “Visual Thinking membantu dalam menggambarkan ide-ide kami dengan lebih jelas. Ini membuat proses brainstorming menjadi lebih produktif dan menyenangkan,” ungkap Yoan.

Menurut Yoan Saputra, Dosen kewirausahaan di FEB Unikama, Visual Thinking tidak hanya membantu dalam merancang produk atau layanan, tetapi juga dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengusaha. “Ketika kita menggambarkan masalah secara visual, kita dapat melihat hubungan antara berbagai elemen dan menemukan solusi yang mungkin tidak terlihat sebelumnya,” jelasnya.

Yoan Saputra, memberikan gambaran beberapa Teknik Visual Thinking yang dapat digunakan di dunia kewirausahaan ialah : 

Teknik Visual Thinking : 

  1. ATM = Amati, Tiru, Modifikasi

a. Amati

Pada tahap ini, individu atau kelompok diminta untuk mengamati dan menganalisis objek, ide, atau produk yang ada di sekitar mereka. Proses pengamatan ini melibatkan perhatian terhadap detail, memahami cara kerja, dan mengidentifikasi elemen-elemen yang membuat suatu produk atau ide berhasil. Dalam konteks kewirausahaan, pengamatan dapat dilakukan terhadap pesaing, tren pasar, atau kebutuhan konsumen.

Contoh: Seorang mahasiswa yang ingin memulai bisnis makanan dapat mengamati berbagai jenis restoran, menu yang ditawarkan, dan cara penyajian makanan untuk memahami apa yang menarik bagi pelanggan.

b. Tiru

Setelah melakukan pengamatan, langkah selanjutnya adalah meniru atau mengadopsi elemen-elemen yang dianggap baik dari objek atau ide yang telah diamati. Tindakan meniru ini tidak berarti menjiplak secara langsung, tetapi lebih kepada mengambil inspirasi dan menerapkan konsep yang berhasil ke dalam konteks yang berbeda.

Contoh: Mahasiswa yang sama dapat mencoba membuat menu makanan yang terinspirasi dari restoran yang telah diamati, tetapi dengan sentuhan unik yang mencerminkan gaya dan kreativitasnya sendiri.

c. Modifikasi

Tahap terakhir adalah modifikasi, di mana individu atau kelompok melakukan perubahan atau penyesuaian terhadap ide atau produk yang telah ditiru. Modifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, menyesuaikan dengan kebutuhan pasar, atau menciptakan sesuatu yang benar-benar baru. Proses ini mendorong inovasi dan kreativitas, serta membantu menciptakan nilai tambah.

Contoh: Setelah menciptakan menu makanan, mahasiswa tersebut dapat melakukan modifikasi dengan menambahkan bahan-bahan lokal atau menciptakan kemasan yang ramah lingkungan untuk menarik perhatian konsumen yang peduli terhadap keberlanjutan.

  1. NNN= Niteni, Neroke, Nambahi

a. Niteni

Niteni berarti “mengamati” atau “memperhatikan” dengan seksama. Pada tahap ini, individu atau kelompok diminta untuk mengamati objek, ide, atau fenomena yang ada di sekitar mereka. Proses ini melibatkan pengamatan yang mendalam terhadap detail, karakteristik, dan cara kerja dari apa yang diamati. Niteni juga mencakup pemahaman konteks dan situasi di mana objek atau ide tersebut beroperasi.

Contoh: Seorang pengusaha yang ingin mengembangkan produk baru dapat melakukan niteni terhadap produk sejenis yang sudah ada di pasaran, memperhatikan fitur, desain, dan cara pemasaran yang digunakan.

b. Neroke

Neroke berarti “meniru” atau “mengadopsi” elemen-elemen yang dianggap baik dari objek atau ide yang telah diamati. Namun, dalam konteks NNN, neroke tidak hanya sekadar meniru, tetapi juga memahami dan menginternalisasi cara kerja atau konsep yang telah diamati. Ini adalah langkah untuk mengambil inspirasi dari apa yang telah ada dan menerapkannya dalam konteks yang relevan.

Contoh: Setelah melakukan niteni, pengusaha tersebut dapat neroke dengan mencoba menerapkan beberapa fitur atau strategi pemasaran yang berhasil dari produk yang telah diamati, tetapi tetap dengan pendekatan yang sesuai dengan visi dan misi bisnisnya.

c. Nambahi

Nambahi berarti “menambahkan” atau “memodifikasi” ide atau produk yang telah ditiru. Pada tahap ini, individu atau kelompok melakukan penyesuaian atau pengembangan lebih lanjut untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik atau lebih inovatif. Nambahi mendorong individu untuk berpikir kreatif dan menambahkan nilai baru pada produk atau ide yang telah ada.

Contoh: Pengusaha tersebut dapat nambahi dengan menambahkan fitur baru, meningkatkan kualitas bahan, atau menciptakan kemasan yang lebih menarik dan ramah lingkungan untuk produk yang sedang dikembangkan.

Dengan semakin banyaknya Mahasiswa yang dapat  mengadopsi teknik Visual Thinking, diharapkan akan muncul lebih banyak inovasi dan solusi kreatif dalam dunia kewirausahaan. “Visual Thinking ialah alat yang sangat powerful

Dengan memvisualisasikan ide-ide kita, kita tidak hanya membuatnya lebih mudah dipahami, tetapi juga lebih menarik bagi orang lain,” tutup Yoan dengan penuh semangat.

Dengan demikian, Visual Thinking bukan hanya sekadar teknik, tetapi juga sebuah pendekatan yang dapat mengubah cara kita berpikir dan berinovasi dalam dunia kewirausahaan, membawa kita menuju kesuksesan yang lebih besar.

Scroll to Top